--::welcome To MyBlog Thank For Your visit:--

Kamis, 29 Mei 2014

MAKALAH E-COMMECE MODEL BISNIS E-COMMERCE



MAKALAH E-COMMECE
MODEL BISNIS E-COMMERCE

DI SUSUN OLEH :
Ø  AMBAR FARUK ( 11.MI.)
Ø  SITI ZULAIHA (11.MI.)
Ø  TOMMI FITRAH ADZAN (11.MI.046)
Ø  WENDY KURNIAWAN (11.MI.049)
Ø  KHAIRUL KUDSI (11.MI.029)
Ø  ANDRY GILITRANATA (11.MI.)
Ø  HARIADI (11.MI.)


AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER MATARAM
MATARAM
2013




Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah “E-COMMERCE” yang telah banyak membimbing penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “MODEL BISNIS E-COMMERCE”.
Semakin pesat-nya perkembangan internet sekarang ini menciptakan hal – hal baru yang mempermudah kegiatan manusia, salah satu nya adalah “E-COMMERCE”. Penulis ingin memberikan gambaran tentang apa dan bagaimana “E-COMMERCE & MODEL BISINIS E-COMMERCE” itu, untuk itulah makalah ini sengaja di buat agar pembaca tidak awam lagi dengan istilah “E-COMMERCE”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik, dan saran yang membangun agar penulis bisa memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisan makalah.
Semoga makalah bisa berguna dan bermanfaatnya bagi para pembaca pada umumnya.

Mataram, November 2013


Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi yang sangat dramatis dalam beberapa tahun terakhir telah membawa dampak transformational pada berbagai aspek kehidupan, termasuk di dalamnya dunia bisnis. Setelah berlalunya era “total quality” dan “reengineering”, kini saatnya “era elektronik” yang ditandai dengan menjamurnya istilah-istilah e-business, e-university, e-government, e-economy, e-emtertainment, dan masih banyak lagi istilah sejenis.
Salah satu konsep yang dinilai merupakan paradigma bisnis baru adalah e-business atau dikenal pula dengan istilah e-commerce sebagai bidang kajian yang relatif masih baru dan akan terus berkembang, e-business berdampak besar pada praktek bisnis, setidaknya dalam hal penyempurnaan direct marketing, transformasi organisasi, dan redefinisi organisasi.
Model bisnis ini menekankan pertukaran informasi dan transaksi bisnis yang bersifat peperless, melalui Elektronik Data Interchange (EDI), E-mail, dan teknologi lainnya yang juga berbasis jaringan. Popularitas e-business dipenghujung abad 20 dan di awal milenium baru ini ditunjang oleh tiga faktor pemicu utama, yaitu (1) faktor pasar dan ekonomi, diantara kompetisi yang semakin intensif, perekonomian global, kesepakatan dagang regional, dan kekuasaan konsumen yang semakin bertambah besar, (2) faktor sosial dan lingkungan, seperti perubahan karakteristik angkatan kerja, deregulasi pemerintah, kesadaran dan tuntutan akan praktis etis, kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan, dan perubahan politik, dan (3) faktor teknologi, meliputi singkatnya usia siklus hidup produk dan teknologi.




BAB II
PEMBAHASAN
Definisi E-Commerce ( Electronic Commerce) : E-commerce merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan get and deliver commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biayabiaya operasional untuk kegiatan trading perdagangan. Perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputer menyebabkan terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. E commerce merupakan extensiondari commerce dengan mengeksploitasi media elektronik. Meskipun penggunaan media elektronik ini belum dimengerti, akan tetapi desakan bisnis menyebabkan para pelaku bisnis mau tidak mau harus menggunakan media elektronik ini.
Pendapat yang sangat berlebihan tentang bisnis ‘dotcom’ atau bisnis on-line seolah-olah mampu menggantikan bisnis tradisionalnya (off-line). Kita dapat melakukan order dengen cepat diinternet – dalam orde menit – tetapi proses pengiriman barang justru memakan waktu dan koordinasi yang lebih rumit, bisa memakan waktu mingguan, menurut Softbank;s Rieschel, Internet hanya menyelesaikan 10% dari proses transaksi, sementara 90 % lainnya adalah biaya untuk persiapan infrastruktur back-end, termasuk logistic. Reintiventing dunia bisnis bukan berarti menggantikan system yang ada, tapi justru komplemen dan ekstensi dari system infratruktur perdagangan dan produksi yang ada sebelumnya.
Dalam mengimplementasikan e-commerce tersedia suatu integrasi rantai nilai dari infrastrukturnya, yang terdiri dari tiga lapis. Perama, Insfrastruktur system distribusi (flow of good) kedua, Insfrastruktur pembayaran (flow of money) Dan Ketiga, Infrastruktur system informasi (flow of information). Dalam hal kesiapan infrastruktur e-commerce, kami percaya bahwa logistics follow trade, bahwa semua transaksi akan diikuti oleh perpindahan barang dari sisi penjual kepada pembeli. Agar dapat terintegrasinya system rantai suplai dari supplier, ke pabrik, ke gudang, distribusi, jasa transportasi, hingga ke customer maka diperlukan integrasi enterprise system untuk menciptakan supply chain visibility. Ada tiga factor yang patur dicermati oleh kita jika ingin membangun toko e-commerce yaitu : Variability, Visibility, dan Velocity (Majalah Teknologi, 2001).Yang menjadi pertayaan bahwa bagaimana kita melakukan penyelidikan sebelum memutuskan untuk terjun ke market on-line ini, ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan diantaranya ;
Process conducting dalam penyelidikan :
1.    mendefinisikan targer pasar,
2.    menidentifikasikan kelompok untuk dijadikan pembelajaran.
3.     indentity topk untuk discusi.
Dalam tahap penunjungnya maka dapat diselidiki :
1.    identity letak demografi website di tempat tertentu,
2.    memutuskan focus editorialnya,
3.    memutuskan isi dari contentnya,
4.    memutuskan pelayanan yang dibuat untuk berbagai type pengunjung (Turban M, 2001).
            Ternyata tidak mudah mengimplementasikan E-Commerce dikarenakan banyaknya faktor yang terkait dan teknologi yang harus dikuasai. Tulisan (report) ini diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang teknologi apa saja yang terkait, standar-standar yang digunakan, dan faktor-faktor yang harus diselesaikan.
Jenis E-Commerce dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Business to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C, retail). Kedua jenis E-Commerce ini memiliki karakteristikyang berbeda. Business to Business E-Commerce memiliki karakteristik.? Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).



2.1. Model Bisnis E-commerce
Menurut Ma’mun Johari (2009) secara  umum terdapat 16 model bisnis  e-commerce, yaitu:
            Penjualan online (langsung tanpa melalui perantara). Cth : tokobagus, bhineka, ebay Sistem tender (reverse auction) elektronik: suatu model dimana seorang pembeli meminta kandidat penjual untuk mengajukan penawaran harga; pemenangnya yang mengajukan harga terendah. Lelang dengan harga beli “name your own price”: suatu model dimana pembeli menentukan harga yang mampu dibayar dan mengundang para penjual yang dapat menjual dengan harga tersebut.
·         Affiliate marketing: suatu perjanjian dimana rekanan pemasaran (perusahaan, organisasi, atau bahkan perorangan) mengacu konsumen ke situs Web penjual Viral marketing: yaitu pemasaran dari “mulut ke mulut” dimana konsumen menganjurkan suatu produk atau jasa perusahaan kepada teman-temannya atau orang lain.
·         Group purchasing: pembelian dalam skala besar yang memungkinkan sekelompok pembeli mendapatkan potongan harga.
·         Lelang online. suatu model dimana seorang pembeli meminta kandidat penjual untuk mengajukan penawaran harga; pemenangnya yang mengajukan harga tertinggi.
·         Name-your-own-price: konsumen menentukan sendiri jumlah harga yang ingin mereka bayar.
·         Find-the-best-price: konsumen menentukan apa yang ia butuhkan dan si perantara membandingkan harga-harga yang diajukan para provider dan dan menunjukkan penawaran harga termurah atas barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen.
·         Viral marketing: penerima mengirimkan informasi mengenai suatu produk ke teman-temannya.
·         Product customization: konsumen menggunakan internet untuk menentukan produk atau jasa yang ia perlukan, dan kemudian pihak penjual akan menentukan harganya
·          Deep discounters: perusahaan menawarkan diskon harga yang besar.
·          Membership: jasa yang disediakan hanya dapat digunakan oleh anggota.
·         Bartering online: suatu proses barter secara online lewat perantara untuk suatu produk yang memiliki nilai surplus, dan/atau perusahaan menerima “poin-poin” atas kontribusinya, dan poinpoin tersebut dapat digunakan untuk membeli produk atau jasa lain yang diperlukan.
Model bisnis dapat berdiri sendiri atau kombinasi dari beberapa model atau kombinasi dengan model bisnis tradisional.

2.2. E-commerce Untuk Bisnis Apa dan Dengan Siapa?
Purbo (2005) menyatakan bahwa transaksi pada  e-commerce  bukan hanya transaksi barang dan uang, tetapi juga transaksi informasi, pengetahuan, dan jasa. Banyak perusahaan yang bergerak di bidang  e-Commerce  dengan menawarkan barang tak berwujud seperti data, software dan ide-ide yang dijual melalui internet. Secara umum,  e-Commerce dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
Business to Business  (B2B) dan Business to Consumer  (B2C).
B2B adalah sistem komunikasi bisnis  online  antar pelaku bisnis, sedangkan B2C merupakan mekanisme toko online (electronic shopping mall), yaitu transaksi antara pihak yang menawarkan barang atau jasa dengan pihak pembeli dengan menggunakan media  internet. Dalam B2B, pada umumnya, transaksi dilakukan oleh para trading partners yang sudah saling kenal dengan format  data yang telah disepakati bersama. Sedangkan dalam B2C sifatnya terbuka untuk publik, sehingga setiap individu dapat mengaksesnya melalui suatu web server. Dalam modul ini, untuk selanjutnya yang dibahas adalah B2C.

2.3. Contoh Aplikasi Bisnis dengan E-commerce
Berikut ini akan ditunjukan beberapa contoh promosi dengan e-commerce untuk beberapa bisnis barang maupun jasa.
http://ucino.blogspot.com/
http://www.harodilia.com/
http://www.gepukfood.com/
Contoh Website Penjualan Produk
http://www.asianbrain.com/
Contoh Website Penjualan Ide
http://www.pulsavnet.com/
Contoh Website Bisnis Networking



BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
E-Commerce termasuk salah satu istilah pada ” perdagangan elektronik’ yang berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik merupakan aktivitas perdagangan yang memanfaatkan transaksi komersial,
Pengembangan aplikasi e-commerce bagi sebuah perusahaan / lembaga merupakan proses yang cukup kompleks. Melibatkan beberapa organisasi / situs dalam penanganan sekuriti dan otorisasi. Perangkat lunak aplikasi e-commerce dalam dunia bisnis dapat mendukung pemotongan rantai distribusi sehingga konsumen dapat memperoleh suatu produk dengan harga yang lebih murah. Jenis antarmuka web dipilih dengan pertimbangan fleksibilitas implementasi perangkat lunak mi yang dapat dilakukan di jaringan intranet maupun internet, kemudahan untuk deployment, serta kemampuan cross platform.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bahasa yang Baik dan Benar