MAKALAH
E-COMMECE
MODEL
BISNIS E-COMMERCE
DI SUSUN OLEH :
Ø AMBAR
FARUK ( 11.MI.)
Ø SITI
ZULAIHA (11.MI.)
Ø TOMMI
FITRAH ADZAN (11.MI.046)
Ø WENDY
KURNIAWAN (11.MI.049)
Ø KHAIRUL
KUDSI (11.MI.029)
Ø ANDRY
GILITRANATA (11.MI.)
Ø HARIADI
(11.MI.)
AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER
MATARAM
MATARAM
2013
Kata
Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah “E-COMMERCE”
yang telah banyak membimbing penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “MODEL BISNIS E-COMMERCE”.
Semakin pesat-nya
perkembangan internet sekarang ini menciptakan hal – hal baru yang mempermudah
kegiatan manusia, salah satu nya adalah “E-COMMERCE”. Penulis ingin memberikan
gambaran tentang apa dan bagaimana “E-COMMERCE & MODEL BISINIS E-COMMERCE”
itu, untuk itulah makalah ini sengaja di buat agar pembaca tidak awam lagi
dengan istilah “E-COMMERCE”.
Penulis menyadari masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik, dan saran yang membangun agar penulis bisa
memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisan makalah.
Semoga makalah bisa berguna dan bermanfaatnya
bagi para pembaca pada umumnya.
Mataram,
November 2013
Penulis
BAB
1
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi
informasi yang sangat dramatis dalam beberapa tahun terakhir telah membawa
dampak transformational pada berbagai aspek kehidupan, termasuk di dalamnya
dunia bisnis. Setelah berlalunya era “total quality” dan “reengineering”, kini
saatnya “era elektronik” yang ditandai dengan menjamurnya istilah-istilah
e-business, e-university, e-government, e-economy, e-emtertainment, dan masih
banyak lagi istilah sejenis.
Salah satu konsep yang
dinilai merupakan paradigma bisnis baru adalah e-business atau dikenal pula
dengan istilah e-commerce sebagai bidang kajian yang relatif masih baru dan
akan terus berkembang, e-business berdampak besar pada praktek bisnis,
setidaknya dalam hal penyempurnaan direct marketing, transformasi organisasi,
dan redefinisi organisasi.
Model bisnis ini menekankan
pertukaran informasi dan transaksi bisnis yang bersifat peperless, melalui
Elektronik Data Interchange (EDI), E-mail, dan teknologi lainnya yang juga
berbasis jaringan. Popularitas e-business dipenghujung abad 20 dan di awal
milenium baru ini ditunjang oleh tiga faktor pemicu utama, yaitu (1) faktor
pasar dan ekonomi, diantara kompetisi yang semakin intensif, perekonomian
global, kesepakatan dagang regional, dan kekuasaan konsumen yang semakin
bertambah besar, (2) faktor sosial dan lingkungan, seperti perubahan
karakteristik angkatan kerja, deregulasi pemerintah, kesadaran dan tuntutan
akan praktis etis, kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan, dan
perubahan politik, dan (3) faktor teknologi, meliputi singkatnya usia siklus
hidup produk dan teknologi.
BAB
II
PEMBAHASAN
Definisi E-Commerce (
Electronic Commerce) : E-commerce merupakan suatu cara berbelanja atau
berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas
Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan get and deliver
commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas
biayabiaya operasional untuk kegiatan trading perdagangan. Perkembangan
teknologi telekomunikasi dan komputer menyebabkan terjadinya perubahan kultur
kita sehari-hari. Dalam era yang disebut “information age” ini, media
elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan
bisnis. E commerce merupakan extensiondari commerce dengan mengeksploitasi
media elektronik. Meskipun penggunaan media elektronik ini belum dimengerti,
akan tetapi desakan bisnis menyebabkan para pelaku bisnis mau tidak mau harus
menggunakan media elektronik ini.
Pendapat yang sangat
berlebihan tentang bisnis ‘dotcom’ atau bisnis on-line seolah-olah mampu
menggantikan bisnis tradisionalnya (off-line). Kita dapat melakukan order
dengen cepat diinternet – dalam orde menit – tetapi proses pengiriman barang
justru memakan waktu dan koordinasi yang lebih rumit, bisa memakan waktu
mingguan, menurut Softbank;s Rieschel, Internet hanya menyelesaikan 10% dari
proses transaksi, sementara 90 % lainnya adalah biaya untuk persiapan
infrastruktur back-end, termasuk logistic. Reintiventing dunia bisnis bukan
berarti menggantikan system yang ada, tapi justru komplemen dan ekstensi dari
system infratruktur perdagangan dan produksi yang ada sebelumnya.
Dalam mengimplementasikan
e-commerce tersedia suatu integrasi rantai nilai dari infrastrukturnya, yang
terdiri dari tiga lapis. Perama, Insfrastruktur system distribusi (flow of
good) kedua, Insfrastruktur pembayaran (flow of money) Dan Ketiga,
Infrastruktur system informasi (flow of information). Dalam hal kesiapan
infrastruktur e-commerce, kami percaya bahwa logistics follow trade, bahwa
semua transaksi akan diikuti oleh perpindahan barang dari sisi penjual kepada
pembeli. Agar dapat terintegrasinya system rantai suplai dari supplier, ke
pabrik, ke gudang, distribusi, jasa transportasi, hingga ke customer maka
diperlukan integrasi enterprise system untuk menciptakan supply chain
visibility. Ada tiga factor yang patur dicermati oleh kita jika ingin membangun
toko e-commerce yaitu : Variability, Visibility, dan Velocity (Majalah
Teknologi, 2001).Yang menjadi pertayaan bahwa bagaimana kita melakukan
penyelidikan sebelum memutuskan untuk terjun ke market on-line ini, ada
beberapa tahapan yang dapat dilakukan diantaranya ;
Process conducting dalam penyelidikan :
1.
mendefinisikan targer pasar,
2.
menidentifikasikan kelompok untuk dijadikan
pembelajaran.
3.
indentity topk untuk discusi.
Dalam tahap penunjungnya maka dapat
diselidiki :
1.
identity letak demografi website di tempat
tertentu,
2.
memutuskan focus editorialnya,
3.
memutuskan isi dari contentnya,
4.
memutuskan pelayanan yang dibuat untuk
berbagai type pengunjung (Turban M, 2001).
Ternyata
tidak mudah mengimplementasikan E-Commerce dikarenakan banyaknya faktor yang
terkait dan teknologi yang harus dikuasai. Tulisan (report) ini diharapkan
dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang teknologi apa saja yang terkait,
standar-standar yang digunakan, dan faktor-faktor yang harus diselesaikan.
Jenis E-Commerce dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu Business to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C, retail).
Kedua jenis E-Commerce ini memiliki karakteristikyang berbeda. Business to
Business E-Commerce memiliki karakteristik.? Trading partners yang sudah
diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship) yang cukup lama.
Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah
mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun
sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
2.1.
Model Bisnis E-commerce
Menurut Ma’mun Johari (2009)
secara umum terdapat 16 model
bisnis e-commerce, yaitu:
Penjualan online (langsung tanpa melalui
perantara). Cth : tokobagus, bhineka, ebay Sistem tender (reverse auction)
elektronik: suatu model dimana seorang pembeli meminta kandidat penjual untuk
mengajukan penawaran harga; pemenangnya yang mengajukan harga terendah. Lelang
dengan harga beli “name your own price”: suatu model dimana pembeli menentukan
harga yang mampu dibayar dan mengundang para penjual yang dapat menjual dengan
harga tersebut.
·
Affiliate marketing: suatu perjanjian dimana
rekanan pemasaran (perusahaan, organisasi, atau bahkan perorangan) mengacu
konsumen ke situs Web penjual Viral marketing: yaitu pemasaran dari “mulut ke
mulut” dimana konsumen menganjurkan suatu produk atau jasa perusahaan kepada
teman-temannya atau orang lain.
·
Group purchasing: pembelian dalam skala besar
yang memungkinkan sekelompok pembeli mendapatkan potongan harga.
·
Lelang online. suatu model dimana seorang
pembeli meminta kandidat penjual untuk mengajukan penawaran harga; pemenangnya
yang mengajukan harga tertinggi.
·
Name-your-own-price: konsumen menentukan
sendiri jumlah harga yang ingin mereka bayar.
·
Find-the-best-price: konsumen menentukan apa
yang ia butuhkan dan si perantara membandingkan harga-harga yang diajukan para
provider dan dan menunjukkan penawaran harga termurah atas barang atau jasa
yang dibutuhkan oleh konsumen.
·
Viral marketing: penerima mengirimkan
informasi mengenai suatu produk ke teman-temannya.
·
Product customization: konsumen menggunakan
internet untuk menentukan produk atau jasa yang ia perlukan, dan kemudian pihak
penjual akan menentukan harganya
·
Deep
discounters: perusahaan menawarkan diskon harga yang besar.
·
Membership:
jasa yang disediakan hanya dapat digunakan oleh anggota.
·
Bartering online: suatu proses barter secara
online lewat perantara untuk suatu produk yang memiliki nilai surplus, dan/atau
perusahaan menerima “poin-poin” atas kontribusinya, dan poinpoin tersebut dapat
digunakan untuk membeli produk atau jasa lain yang diperlukan.
Model bisnis dapat berdiri sendiri atau
kombinasi dari beberapa model atau kombinasi dengan model bisnis tradisional.
2.2.
E-commerce Untuk Bisnis Apa dan Dengan Siapa?
Purbo (2005) menyatakan
bahwa transaksi pada e-commerce bukan hanya transaksi barang dan uang, tetapi
juga transaksi informasi, pengetahuan, dan jasa. Banyak perusahaan yang
bergerak di bidang e-Commerce dengan menawarkan barang tak berwujud seperti
data, software dan ide-ide yang dijual melalui internet. Secara umum, e-Commerce dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yaitu:
Business to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C).
B2B adalah sistem komunikasi bisnis online
antar pelaku bisnis, sedangkan B2C merupakan mekanisme toko online
(electronic shopping mall), yaitu transaksi antara pihak yang menawarkan barang
atau jasa dengan pihak pembeli dengan menggunakan media internet. Dalam B2B, pada umumnya, transaksi
dilakukan oleh para trading partners yang sudah saling kenal dengan format data yang telah disepakati bersama. Sedangkan
dalam B2C sifatnya terbuka untuk publik, sehingga setiap individu dapat
mengaksesnya melalui suatu web server. Dalam modul ini, untuk selanjutnya yang
dibahas adalah B2C.
2.3.
Contoh Aplikasi Bisnis dengan E-commerce
Berikut ini akan ditunjukan
beberapa contoh promosi dengan e-commerce untuk beberapa bisnis barang maupun
jasa.
http://ucino.blogspot.com/
http://www.harodilia.com/
http://www.gepukfood.com/
Contoh Website Penjualan Produk
http://www.asianbrain.com/
Contoh Website Penjualan Ide
http://www.pulsavnet.com/
Contoh Website Bisnis Networking
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
E-Commerce termasuk salah
satu istilah pada ” perdagangan elektronik’ yang berubah sejalan dengan waktu.
Awalnya, perdagangan elektronik merupakan aktivitas perdagangan yang
memanfaatkan transaksi komersial,
Pengembangan aplikasi
e-commerce bagi sebuah perusahaan / lembaga merupakan proses yang cukup
kompleks. Melibatkan beberapa organisasi / situs dalam penanganan sekuriti dan
otorisasi. Perangkat lunak aplikasi e-commerce dalam dunia bisnis dapat
mendukung pemotongan rantai distribusi sehingga konsumen dapat memperoleh suatu
produk dengan harga yang lebih murah. Jenis antarmuka web dipilih dengan
pertimbangan fleksibilitas implementasi perangkat lunak mi yang dapat dilakukan
di jaringan intranet maupun internet, kemudahan untuk deployment, serta
kemampuan cross platform.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Berkomentarlah Dengan Bahasa yang Baik dan Benar